Welcome to imm ft uhamka.blogspot.com

online

Jumat, 12 Juni 2009

Hymne

MARS IMM


Ayolah…ayo…ayo

Derap deru kan langkah

Dan kibar gelaparkan panji-panji…

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Sejarah umat telah menuntut bukti

Ingatlah…ingat…ingat…

Niat tlah diikrarkan

Kitalah cendikiawan berpribadi

Susisala cakap takwa kepada Tuhan

Pewaris tampuk pimpinan umat nanti

Immawan dan Immawati

Siswa teladan putra harapan

Penyambung hidup generasi

Umat Islam sribu zaman

Mendukung citi-cita luhur

Negri indah adil dan makmur




HYMNE IMM


S’moga berkah rahmat Illahi

Melimpahi perjuangan kami

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Ikhlas baramal dalam bakti

Gemilang sinar surya

Menerangi fajar harapan

Jayalah IMM jaya…

Abadi perjuangan kami…




HYMNE MUHAMMADIYAH


Sang surya tetap bersinar

Syahadat dua melingkar

Warna yang hijau berseri

Membuat rela hati

Ya Allah Tuhan Rabbiku

Muhammad junjunganku

Al Islam agama ku

Muhammadiyah gerakanku

D timur fajar cerah gemerlapan

Menyibak kabut hitam

Menggugah kaum muslimin

Tinggalkan peraduan

Lihatlah matahari telah tinggi

Di ufuk timur sana

Seruan Illahi Rabbi

Sami’na wa atho’na

PK IMM FT UHAMKA (2008/2009)

SUSUNAN PENGURUS PK IMM FT UHAMKA PRIODE 2008-2009


Ketua Umum : Agus Rahmat F

Sekretaris Umum : Sri Wahyuni

Bendahara Umum : Dini Fatimah



Bidang I Organisasi

Ketua Bidang : Agung Pribadi

Sekretaris Bidang : Muharman

Anggota Bidang : Risa Yuliani



Bidang II Kader

Ketua Bidang : Ryan Firdaus

Sekretaris Bidang : Muhammad Zulfikar

Anggota Bidang :

1. Shovi

2. Akhsan



Bidang III Keilmuan

Ketua Bidang : Arochman Basilo

Sekretaris Bidang : Arif Budi Santoso

Anggota Bidang : Kurtubi



Bidang IV Hikmah

Ketua Bidang : Samsul Rizal

Sekretaris Bidang : Muhammad Dzal

Anggota Bidang : Djal Supri



Bidang V Sosial Ekonomi

Ketua Bidang : Fajri Suherman

Sekretaris Bidang : Adhi

Anggota Bidang :

1. Fuji

2. Eko Budianto



Bidang VI Immawati

Ketua Bidang : Apriyani

Sekretaris Bidang : Keen Nasyitoh

Anggota Bidang :

1. Ichma

2. Putri

3. Siti Mutia



Bidang VII Dakwah

Ketua Bidang : Abdul Salam

Sekretaris Bidang : Zirzis Ridho

Anggota Bidang :

1. Yogi

2. Reza

Arti Lambang IMM


ARTI LAMBANG IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH (IMM)


Bentuk: Perisai Pena

Berarti lambang orang yang menuntut ilmu.

Berlapis tiga maknanya : Iman, Islam dan Ikhsan atau Iman, Ilmu dan Amal.


WARNA

Hitam : Kekuatan, ketabahan, dan keabadian.

Kuning : Kemuliaan tujuan.

Merah : Keberanian dalam berfikir, berbuat dan bertanggung jawab.

Hijau : Kesejahteraan.

Putih : Kesucian


GAMBAR

Sinar Muhammadiyah : Lambang Muhammadiyah.

Melati : IMM sebagai kader muda Muhammadiyah

Tulisan dalam pita : Fastabiqul Khairat (berlomba-lomba dalam kebajikan)

Tulisan IMM : Singkatan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah


Tujuan IMM

TUJUAN IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

Mengusahakan Terbentuknya Akademik Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

Identitas IMM

IDENTITAS IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH


Perkembangan sejarah berikutnya adalah lahirnya deklarasi Garut 1967 yang berisikan dua point utama yaitu:

1. Menyadari perlunya peningkatan mutu ikatan sebagai pembaharu dan pengabdiannya.

2. IMM menegakkan lagi strategi dasar untuk pembinaan organisasi, kaderisasi, kosolidasi dan kristalisasi. Pada tahun 1967, IMM kembali menggelar Munas II, produk kepemimpinan Munas II yang terpenting adalah telah tesusunnya identitas IMM beserta penjelasannya. Identitas IMM tersebut adalah sebagai berikut:

  • Identitas mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi kader yang bergerak dalam bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

  • Sesuai dengan gerakan Muhammadiyah, maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memantapkan gerakan dakwah di tengah-tengah masyarakat khususnya dikalangan mahasiswa.

  • Setiap anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus mampu memadukan ilmiah dan aqidahnya.

  • Oleh karena itu, setiap anggota harus tertib ibadah, tekun dalam belajar dan mengamalkan ilmuanya untuk melaksanakan ketakwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT.

Begitu indah dan jelas rumusan identitas Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam gerak dan perjuangannya di bidang-bidang keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan. Untuk mencapai tujuan Muhammadiyah, IMM telah meletakkan beberapa dasar falsafah yang harus dipegang adalah:

  1. Semua amal geraknya harus diabdikan semata-mata untuk Allah SWT.
  2. Keikhlasan harus menjadi landasan gerakannya.
  3. Ridha Allah harus menjadi ghayah terakhirnya, karena tanpa ridha- Nya tidak akan pernah ada suatu hasil yang dicapai.
  4. Tenaga perbuatan (power action) sangatlah menentukan karena nasib kiat akan banyak bergantung pada usaha dan perbuatan kita sendiri

Sejarah IMM

SEJARAH IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

Kelahiran IMM tidak lepas kaitannya dengan sejarah perjalanan Muhammadiyah, dan juga bisa dianggap sejalan dengan faktor kelahiran Muhammadiyah itu sendiri. Hal ini berarti bahwa setiap hal yang dilakukan Muhammadiyah merupakan perwujudan dari keinginan Muhammadiyah untuk memenuhi cita-cita sesuai dengan kehendak Muhammadiyah dilahirkan.
Noor Chozin Agham (1997), memaparkan bahwa sesungguhnya kehadiran IMM telah dicanangkan sejak Muhammadiyah mencanangkan untuk Mendirikan Universitas pada Muktamar Muhammadiyah ke-25 tahun 1936 di Jakarta. Namun keinginan tersebut belum terlaksana karena memang Muhammadiyah pada saat itu belum mendirikan Universitas. Setelah didirikan Universitas, banyak mahasiswa laki-laki Muhammadiyah yang bergabung dengan Pemuda Muhammadiyah dan mahasiswa perempuan Muhammadiyah bergabung dengan Nasyiatul Aisyah. Muhammadiyah memandang begitu pentingnya kehadiran organisasi yang menghimpun mahasiswa-mahasiswa Muhammadiyah dalam mencapai tujuannya.
Selanjutnya pada tahun 1962 setelah diadakan kongres mahasiswa MUhammadiyah di Yogyakarta mulai dicetuskan perlu dibentuk organisasi bagi mahasiswa Muhammadiyah. Akhirnya pada tanggal 29 Syawal 1384 H bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1964 M di Yogyakarta, didirikan organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang selanjutnya dalam musyawarah Nasional ke-1 di Solo tanggal 1-5 Mei 1965 IMM memformulasikan diri menjadi “gerakan mahasiswa Islam” sebagai organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah secara resmi berskala nasional. Kelahiran IMM sebagai Ortom di Muhammadiyah merupakan wadah perjuangan untuk menghimpun, mengerakan dan membina potensi mahasiswa islam guna meningkatkan peran dan tanggung jawabnya sebagai kader perserikatan, kader uamat, dan kader bangsa. Sehingga tumbuh kader-kader yang memiliki kerangka berfikir ilmu Amaliah dan kader amaliah sesuai dengan kepribadian Muhammadiyah. Sejarah kelahiran IMM tidak terlepas dari kondisi sosial bangsa pada saat itu, faktor-faktor tersebut antara lain:
• Kondisi sosial Kultural
Berawal dari dekrit presiden 5 Juli 1959, situasi nasional dengan demokrasi terpimpinnya Soekarno mengalami gejolak politik yang didominasi oleh kekuatan PKI. Kekuatan Islam pun diganggu karena dianggap sebagai kekuatan yang bisa menghambat gerakan politik PKI, dalam hal ini organisasi mahasiswa islam juga diancam dibubarkan yang saat itu ditujukan kepada HMI, karena HMI hadir untuk memperkuat kekuatan organisasi mahasiswa Islam sehingga memperbesar kekuatan Islam itu sendiri.
• Situasi Kemahasiswaan
Konidisi mahasiswa pada saat itu terkotak-kotak pada bingkai partai politik sehingga orientasi berfikirnya tidak lagi kearah intelektual, tetapi cenderung kearah politik praktis. Hal ini juga menjalar kedalam organisasi mahasiswa Islam, sehingga latar belakang inilah yang juga mendorong Founding Father IMM seperti Dzasman Al-kindi, Rosyad Sholeh, Soedibyo Markoes, M.Amien Rais dan sebagainya. Merintis kelahiran IMM dengan tuntutan sejarah dengan berdasarkan pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
a. Muahammadiyah adalah gerakan Islam Indonesia. Muhammadiyah perlu meluaskan misinya ke semua lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa.
b. Muhammadiyah memerulukan kelompok yang berbobot, perpaduan antara intelektualitas aqidah, yang sebaliknya mulai dibina semenjak masa mudanya.

Sejarah Muhammadiyah

SEJARAH SINGKAT MUHAMMADIYAH

Muhammadiyah didirikan di kampung kauman Yogyakarta,pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/ 18 November 1912 M oleh Muhammad Darwis, yang kemudian dikenal dengan KH. Ahmad Dahlan.

Beliau adalah pegawai kesultanan Keraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan Umat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan- amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenar-benarnya yaitu berdasarkan Al- Qur’an dan Al- Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan pedagang. Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapatkan sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajarannya keluar kampung Kauman Yogyakarta bahkan sampai keluar daerah dan keluar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan perserikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada di seluruh pelosok tanah air.

Di samping memberikan pengajaran dan pengetahuan kepada laki-laki beliau juga memberikan pengajaran kepada kaum ibu muda dalam forum pengajian yang disebut “Sidratul Muntaha”. Pada siang hari pengajaran kepada anak laki-laki dan perempuan serta pada malam harinya untuk anak-anak yang telah dewasa. Beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah. Tahun 1921 diganti namanya menjadi Kweek School Muhammadiyah. Tahun 1923 dipecah menjadi dua, laki-laki dan perempuan dipisah yang akhirnya pada tahun 1930 namanya dirubah menjadi Mu’allimin dan Mu’allimat.

Muhammadiyah mendirikan organisasi untuk perempuan dengan nama ‘Aisyiyah yang disitulah istri KH. A. Dahlan, Nyi Walidah Ahmad Dahlan berperan serta aktif dan sempat juga menjadi pemimpinnya.

KH. A. Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahunan ke-11, Muhammadiyah dipimpin oleh KH. Ibrahim yang kemudian memimpin Muhammdiyah hingga tahun 1934. Rapat tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi konggres tahunan pada tahun 1926 yang kemudian berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini menjadi Muktamar 5 tahunan.